Komunikasi
Efektif
meitafitrialina Uncategorized December 21, 2011
KOMUNIKASI
EFEKTIF DAN KOMUNIKASI ISLAMI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Dosen : Muh. Samsudin, S.Ag. M.Pd
Mata
Kuliah : Media Komunikasi
Pendidikan
Disusun
Oleh :
Asri
Widhowati
Endar
Wulandari
Ferdian
Pratama
Meita
Fitrialina
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( TARBIYAH )
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
REGULER
A 2009/2010
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Azza Wa Jalla, Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga dan para
sahabatnya, serta segenap umatnya yang senantiasa menyempurnakan kemuliaan
akhlaknya.
Dalam
rangka memenuhi persyaratan mata kuliah Media Komunikasi Pendidikan, penulis
menyajikan makalah “Komunikasi Efektif dan Komunikasi Islami Dalam Dunia
Pendidikan” dengan tujuan menjelaskan seperti apa komunikasi efektif dan
komunikasi islami dalam dunia pendidikan serta prinsip-prinsipnya.
Mudah-mudahan dengan makalah ini sedikit memberikan wawasan kepada kita sebagai
calon pendidik untuk memberikan yang terbaik untuk peserta didik kita kelak.
Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
bentuk material maupun finansial, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Untuk kritik dan sarannya sangat kami harapkan dari dosen
pembimbing dan teman-teman semua. Terima kasih
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Wonosari, Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul …………………………………………………………………………………………………………. i
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………………………………. ii
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………………………………. iii
Bab
I Pendahuluan
……………………………………………………………………………………………….. 1
Latar
Belakang ………………………………………………………………………………………. 1
Rumusan
Masalah …………………………………………………………………………………… 2
Tujuan
…………………………………………………………………………………………………… 2
Bab
II Pembahasan
………………………………………………………………………………………………… 3
Pengertian
Komunikasi Efektif ………………………………………………………………… 3
Prinsip
Komunikasi Efektif ……………………………………………………………………… 4
Ciri-ciri
Pesan Efektif………………………………………………………………………………. 3
Manfaat
Komunikasi Efektif…………………………………………………………………….. 3
Pengertian
Komunikasi Islami…………………………………………………………………… 3
Prinsip
Komunikasi Islami………………………………………………………………………… 3
Manfaat
Komunikasi Islami……………………………………………………………………… 3
Bab
III Penutup
……………………………………………………………………………………………………… 5
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………. 5
Saran
…………………………………………………………………………………………………….. 5
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………………………………………………….
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi
merupakan proses penting dalam pendidikan, tanpa komunikasi maka pendidikan
akan sangat sulit mencapai tujuannya. Pesan-pesan yang bermuatan pengetahuan
dan nilai-nilai yang mendidik peserta didik akan dapat tersalurkan apabila
antara komunikator (guru) dan komunikan (peserta didik) berada dalam satu
pengertian dan satu tujuan. Berkomunikasi secara efektif menjadi penting dalam
rangka menjalankan tugas guru sebagai pendidik di sekolah maupun di masyarakat.
Kemampuan mengelola pesan dengan
menggunakan komunikasi yang efektif menjadi peran yang penting untuk
mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Proses pendidikan memang sebagian
besar hanya bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan keterlibatan
informasi. Artinya, hampir tidak ada proses pendidikan yang tanpa melalui
komunikasi dan informasi. Pendidik menyampaikan pesan, mengajar, memberikan
wawasan/ pengetahuan, fakta untuk kepentingan pendidikan. Namun pada
kenyataannya peserta didik merasa tidak puas bahkan tidak paham dengan apa yang
disampaikan oleh pendidik karena proses penyampaian pesan tidaklah efektif.
Tingkat kreatifitas dan inovasi
dalam berkomunikasi menjadi amat penting
dalam proses pendidikan.
Komunikasi
efektif dan komunikasi islami pada hakekatnya sangatlah membantu dalam pencapaian tujuan bersama dalam pendidikan
walaupun tidak jarang para pendidik tidak begitu memperhatikan ataupun mengubah
cara mengajar mereka di kelas. Kegagalan dalam pencapaian tujuan dari
pendidikan sering dititik beratkan pada peserta didik yang tidak pandai, malas,
tidak memperhatikan pelajaran dan lain sebagainya. Sehingga jarang para
pendidik yang mau mengoreksi dirinya tentang bagaimana proses belajar mengajar
mereka. Apakah telah menggunakan komunikasi efektif dan memadukannya dengan komunikasi
islami ataukah tidak. Peserta didik adalah suatu objek. Sedangkan pendidik
adalah subjek yang berperan penting dalam proses penyampaian pesan. Semangat,
minat, keteladanan akan dapat dicapai bila seorang pendidik dapat berkomunikasi
dengan baik dengan peserta didiknya.
B. Rumusan Masalah
Apa
yang dimaksud dengan Komunikasi Efektif dan Komunikasi Islami?
Apa
prinsip-prinsip Komunikasi Efektif dan Komunikasi Islami?
Apa
Manfaat Komunikasi Efektif dan Komunikasi Islami dalam dunia pendidikan?
Bagaimana
teknik Komunikasi Efektif dan Komunikasi Islami dalam pendidikan?
C. Tujuan
Mengetahui
yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan komunikasi islami.
Mengetahui
prinsip-prinsip komunikasi efektif dan komunikasi islami.
Mengetahui
manfaat komunikasi efektif dan komunikasi islami dalam dunia pendidikan
Mengetahui
teknik komunikasi efektif dan komunikasi islami dalam pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Efektif
Berkomunikasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan. Apa yang disampaikan oleh komunikator dapat
diterima dan terjadi feedback sesuai yang diinginkan oleh komunikator. Namun
komunikasi efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal yang
berasal dari kondisi kejiwaan komunikator dan komunikan, cara penyampaian
pesan. Faktor eksternal berasal dari orang lain dan lingkungan.
Adapun
ciri-ciri pesan yang efektif antara lain yaitu :
Menyediakan
informasi yang praktis
Dengan
menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan mengapa perubahan
dilakukan, menberikan solusi terhadap masalah, mendiskusikan status sebuah
proyek, dan lain-lain.
Memberikan
fakta dibandingkan kesan
Dengan
menggunakan bahasa yang konkrit dan menjelaskan secara detailyang dimaksud.
Informasi harus jelas, meyakinkan, akurat, dan etis.
Mengklarifikasi
dan menyingkat beberapa informasi
Dengan
menggunakan table, bagan, foto maupun diagram yang menjelaskan tentang pesan
yang dimaksud.
Masyarakat
tanggung jawab secara jelas
Dengan
menjelaskan apa yang kita harapkan atas apa yang dapat kita lakukan, karena
pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang tertentunsaja.
Membujuk
dan menyedikaitan rekomendasi
Biasanya
pesan yang disampaikan adalah membujuk para pegawai untuk melakukan sesuatu
atau pelanggan untuk memanfaatkan layanan yang kita tawarkan dengan menjelaskan
manfaat yang akan mereka peroleh dengannya.
B. Prinsip Komunikasi Efektif
Prinsip berkomunikasi secara efektif adalah antara
lain :
1.
Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2.
Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3.
Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4.
Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5.
Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.
C. Fungsi dan Manfaat Komunikasi Efektif
Dengan
berkomunikasi dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain karena
komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
Fungsi
informasi
Untuk
memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar
komunikan dapat memahaminya.
Fungsi
ekspresi.
Sebagai
wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.
Fungsi
kontrol.
Menghindari
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah,
peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
Fungsi
sosial.
Untuk
keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
Fungsi
ekonomi.
Untuk
keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan
jasa.
Fungsi
da’wah.
Untuk
menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan perjuangan bersama.
Banyak
manfaat yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di
antaranya adalah:
Tersampaikannya
gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang
dimaksudkan atau tercapainya tujuan dari suatu komunikasi.
Adanya
saling kesefamanan (satu pengertian) antara komunikator dan komunikan dalam
suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
Menjaga
hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas atau
jama’ah.
Aktivitas
‘amar ma’ruf nahi munkar di antara sesama umat manusia dapat diwujudkan dengan
lebih persuasif dan penuh kedamaian.
Menumbuhkan
minat komunikan dalam mengikuti proses komunikasi yang sedang berlangsung.
D. Teknik Komunikasi Efektif dalam dunia
pendidikan
Harus
ada ide yang jelas sebelum berkomunikasi
Mengecek
kembali apakah cara berkomunikasi yang akan dilakukan dapat
mencapai tujuan pembelajaran
Mengetahui
kondisi siswa serta kondisi sarana prasarana yang dapat mendukung jalannya
komunikasi
Berdiskusi
dengan pihak – pihak lain untuk mengetahui metode yang sesuai untuk
berkomunikasi
Saat
berkomunikasi perhatikan pula intonasi suara
Sampaikanlah
hal – hal yang bermanfaat bagi siswa
Tindakan
seorang guru sebagai komunikator harus sesuai dengan hal – hal yang disampaikan
Berikan
kesempatan bagi siswa sebagai komunikan untuk menyampaikan pendapatnya dan
jadilah pendengar yang baik.
Dari
teknik komunikasi tersebut, diketahui bahwa seorang guru juga harus mengetahui
kondisi siswanya. Di dalam kegiatan belajar mengajar, tidak semua siswa berada
dalam kondisi yang sama. Setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda–beda.
Dan sebagai komunikator , guru harus dapat memahami tipe belajar masing–masing
siswa, yang akan mempermudah dalam menentukan metode komunikasi dan metode
mengajar yang akan diterapkan.
E. Pengertian Komunikasi Islami
Komunikasi
Islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir
Muslim. Tujuan akhirnya adalah menjadikan komunikasi Islam sebagai komunikasi
alternatif, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang
bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian nilai-nilai komunikasi
dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap
kesejahteraan manusia sejagat. Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi Islam
merupakan proses penyampaian atau tukar menukar informasi yang menggunakan
prinsip dan kaedah komunikasi dalam Alquran. Komunikasi Islam dengan demikian
dapat didefenisikan sebagai proses penyampaian nilai-nilai Islam dari
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi yang
sesuai dengan Alquran dan Hadis.
F. Prinsip Komunikasi Islam
Komunikasi
Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan
prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Dengan pengertian demikian, maka
komunikasi Islam menekankan pada unsur pesan, yakni risalah atau nilai-nilai
Islam, dan cara, dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa.
Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh
ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan). Soal
cara (kaifiyah), dalam Al-Quran dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar
komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya
sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam.
Kaidah,
prinsip, atau etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim
dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal
dalam pergaulan sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam
aktivitas lain.
Dalam
berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya
enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai
kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam, yakni (1) Qaulan Sadida, (2)
Qaulan Baligha, (3) Qulan Ma’rufa, (4) Qaulan Karima, (5) Qaulan Layinan, dan
(6) Qaulan Maysura.
1. QAULAN SADIDA
Qaulan
Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar dan tegas, baik
dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa). Dari
segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan
kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak
merekayasa atau memanipulasi fakta. Seperti Firman Allah:
“Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan Qaulan Sadida – perkataan yang benar” (QS. 4:9)
“Dan
jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30).
Dari
segi redaksi, komunikasi Islam harus menggunakan kata-kata yang baik dan benar,
baku, sesuai kadiah bahasa yang berlaku. Dalam dunia pendidikan, Qaulan Sadida
dapat dicontohkan dengan memberikan
pengetahuan yang benar. Dalam artian sebagai pendidik harus benar-benar
menguasai materi yang akan diajarkan. Sehingga tidak terjadi kebohongan,
kesalahan yang nantinya menyesatkan.
2.
QAULAN BALIGHA
Kata
baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha artinya
menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah
dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak
berbelit-belit atau bertele-tele.
Seperti
Firman Allah:
“Mereka
itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan
katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha – (perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka.)“ (QS An-Nissa :63).
Agar
komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah
disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan
bahasa yang dimengerti oleh mereka.
”Tidak
kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengan bahasa kaumnya”
(QS.Ibrahim:4)
Gaya
bicara dan pilihan kata dalam berkomunikasi dengan orang awam tentu harus
dibedakan dengan saat berkomunikasi dengan kalangan cendekiawan. Berbicara di
depan anak TK tentu harus tidak sama dengan saat berbicara di depan mahasiswa.
Dalam konteks akademis, kita dituntut menggunakan bahasa akademis. Saat
berkomunikasi di media massa, gunakanlah bahasa jurnalistik sebagai bahasa
komunikasi massa (language of mass communication).
3.
QAULAN MA’RUFA
Kata
Qaulan Ma`rufan disebutkan Allah dalam QS An-Nissa :5 dan 8, QS. Al-Baqarah:235
dan 263, serta Al-Ahzab: 32. Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik,
ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak
menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan
yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).
Seperti
Firman Allah:
“Dan
janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268],
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa( kata-kata yang baik.)” (QS An-Nissa
:5)
“Dan
apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, Maka
berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan
Ma’rufa- (perkataan yang baik)” (QS An-Nissa :8).
“Dan
tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu
Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui
bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu
Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar
mengucapkan (kepada mereka) Qaulan Ma’rufa – (perkataan yang baik…)” (QS.
Al-Baqarah:235).
“Qulan
Ma’rufa – (perkataan yang baik) dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha
Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263).
Qaulan
Ma’rufa bagi seorang pendidik akan menjadi sebuah keteladanan. Tutur kata
seorang guru mencerminkan dirinya. Seorang peserta didik akan merasa segan
karena wibawa seorang pendidik berawal dari tutur katanya. Dalam situasi apapun
seorang pendidik harus mampu mengendalikan perkataannya kepada siapa saja.
6. QAULAN KARIMA
Qaulan
Karima adalah perkataan yang mulia dibarengi dengan rasa hormat dan
mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat
tersebut perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua
orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang
sekiranya menyakiti hati mereka.
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan
‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan
Karima (ucapan yang mulia)” (QS.
Al-Isra: 23).
Qaulan
Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua orangtua atau
orang yang harus kita hormati. Seorang pendidik mengharapkan dihormati oleh
peserta didiknya haruslah ia terlebih dahulu yang memberi contoh bagaimana
menghormati orang lain.
5.
QAULAN LAYINA
Qaulan
Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar,
dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam Tafsir Ibnu Katsir
disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata
kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.
“Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina –( kata-kata yang
lemah-lembut…)” (QS. Thaha: 44).
Ayat
di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara
lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan
(orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak
untuk menerima pesan komunikasi kita. Dengan demikian, dalam komunikasi Islam,
semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan suara (intonasi) yang bernada
keras dan tinggi.
6.
QAULAN MAYSURA
Qaulan
Maysura bermakna ucapan yang penuh pengertian ( mudah dimengerti) dan dipahami
oleh komunikan sehingga menimbulkan penuh pengertian. Makna lainnya adalah
kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan.
”Dan
jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura – (ucapan yang mudah)”
(QS. Al-Isra: 28).
Contoh
dalam dunia pendidikan ucapan yang penuh pengertian adalah ketika salah satu
siswa mengalami kesulitan dalam belajar ataupun sedang mengalami masalah,
sebagai seorang pendidik memiliki kewajiban untuk berkomunikasi dengan peserta
didik tersebut untuk memecahkan masalahnya, membantunya dengan bahasa yang
penuh perhatian dan pengertian sehingga dapat meringankan beban ataupun memberi
saran-saran untuk mengatasi masalahnya.
G. Etika Komunikasi dalam Islam
Dari
sejumlah aspek moral dan etika komunikasi, paling tidak terdapat empat prinsip
etika komunikasi dalam Alquran yang meliputi fairness (kejujuran), accuracy
(ketepatan/ketelitian), tanggungjawab dan kesejahteraan. Dalam surah an-Nuur
ayat 19 dikatakan: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita),
perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi
mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang,
kamu tidak mengetahui”.
Sehubungan
dengan etika kejujuran dalam komunikasi, ayat-ayat Alquran memberi banyak
landasan. Hal ini diungkapkan dengan adanya larangan berdusta dalam surah
an-Nahl ayat 116: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang
disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung”.
Dalam
masalah ketelitian menerima informasi, Alquran misalnya memerintahkan untuk
melakukan check and recheck terhadap informasi yang diterima. Dalam surah
al-Hujurat ayat 6 dikatakan: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Menyangkut
masalah tanggungjawab dalam surah al-Isra’ ayat 36 dijelaskan: “Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawab-nya”. Alquran juga menyediakan ruangan yang cukup banyak dalam
menjelaskan etika kritik konstruktif dalam berkomunikasi. Salah satunya
tercantum dalam surah Ali Imran ayat 104: “Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.
Begitu
juga menyangkut isi pesan komunikasi harus berorientasi pada kesejahteraan di
dunia dan akhirat, sebagaimana dijelaskan dalam sural al-Baqarah ayat 201: “Dan
di antara mereka ada orang yang mendo’a: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Selain
itu, etika komunikasi Islam menekankan keadilan (‘adl) sebagaimana tertera
dalam surah an-Nahl ayat 90, berbuat baik (ihsan) dalam surah Yunus ayat 26,
melarang perkataan bohong dalam surah al-Hajj ayat 30, bersikap pertengahan
(qana’ah) seperti tidak tamak, sabar sebagaimana dijelaskan pada surah
al-Baqarah ayat 153, tawadu’ dalam surah al-Furqan ayat 63, menunaikan janji
dalam surah al-Isra’ ayat 34.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
efektif adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
dengan menghasilkan satu pengertian, kesefahaman ataupun feedback sesuai tujuan
dari komunikasi yang berlangsung. Dalam dunia pendidikan komunikasi efektif
akan benar-benar menjadi efektif jika penerapannya bersamaan dengan komunikasi islami yang berlandaskan Al
Qur’an dan Hadits karena dalam dunia pendidikan tidak hanya memberikan
pengetahuan tetapi yang paling penting adalah mendidik peserta didik menjadi
sosok yang berbudi luhur dan mampu menggunakan ilmunya pada kehidupan nyata
nantinya sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
B. Saran
Sebagai
seorang pendidik diharapkan dapat mengevaluasi cara mengajar dan berperilaku
selama di sekolah maupun di masyarakat agar dapat memberikan pengajaran yang
terbaik dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. Sebagai calon pendidik,
diharapkan dapat menggunakan komunikasi yang efektif dan islami nantinya agar
mempermudah siswa dalam memahami tiap pengetahuan yang harus diterima sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai.
You
are here: Home » Berita
Berita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar